Pengertian Belajar Mandiri
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 1988: 625), kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra (1994:1) adalah sebagai berikut:
Setiap individu berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan.
Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran.
Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain.
Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain.
Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan korespondensi.
Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif.
Beberapa institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandiri menjadi program yang lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka) sebagai alternatif pembelajaran yang bersifat individual dan programprogram inovatif lainnya.
Dari pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar mandiri adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.
Kegiatan-kegiatan Belajar Mandiri
Menurut Haris Mudjiman (2009: 20-21) kegiatan-kegiatan yang perlu diakomodasikan dalam pelatihan belajar mandiri adalah sebagai berikut:
Adanya kompetensi-kompetensi yang ditetapkan sendiri oleh siswa untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir yang ditetapkan oleh program pelatihan untuk setiap mata pelajaran.
Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh siswa.
Adanya input belajar yang ditetapkan dan dicari sendiri. Kegiatankegiatan itu dijalankan oleh siswa, dengan ataupun tanpa bimbingan guru.
Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan oleh siswa sendiri. e) Adanya kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani siswa.
Adanya past experience review atau review terhadap pengalamanpengalaman yang telah dimiliki siswa.
Adanya upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Adanya kegiatan belajar aktif.
Berdasarkan uraian tentang kegiatan-kegiatan dalam pelatihan belajar menurut Haris Mudjiman di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah siswa yang mampu menetapkan kompetensi-kompetensi belajarnya sendiri, mampu mencari input belajar sendiri, dan melakukan kegiatan evaluasi diri serta refleksi terhadap proses pembelajaran yang dijalani siswa.
Aspek Belajar Mandiri
Dalam keseharian siswa sering dihadapkan pada permasalahan yang menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu keputusan yang baik. Song and Hill (2007: 31-32) menyebutkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
1. Personal Attributes
Personal attributes merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari pebelajar, penggunaan sumber belajar, dan strategi belajar. Motivasi belajar merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsang pebelajar untuk melakukan kegiatan belajar.
Ciri-ciri motivasi menurut Worrel dan Stillwell dalam Harliana (1998) antara lain:
(a) tanggung jawab (mereka yang memiliki motivasi belajar merasa bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakannya dan tidak meninggalkan tugasnya sebelum berhasil menyelesaikannya),
(b) tekun terhadap tugas (berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah
(c).berusaha berusaha memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
2. Learning Context
Fokus dari learning context adalah faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian pebelajar. Ada beberapa faktor dalam konteks pembelajaran yang dapat mempengaruhi pengalaman mandiri pebelajar antara lain, structure dan nature of task. Struktur dan tugas dalam konteks pembelajaran ini misalnya, siswa belajar dengan struktur (cara kerja) model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Kepala Bernomor Terstruktur dan mengerjakan tugas kelompok dalam LKS.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa merupakan suatu bentuk belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan tujuan belajar, perencanaan belajar, sumber-sumber belajar, mengevaluasi belajar, dan menentukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Aspek yang menunjukkan kemandirian belajar siswa dalam penelitian ini, yaitu personal attributes, processes, dan learning context.
Dalam pembelajaran matematika, kemandirian belajar dapat dilakukan dalam kegiatan berdiskusi. Semakin besar peran aktif siswa dalam berbagai kegiatan tersebut, mengindikasikan bahwa siswa tersebut memiliki kemandirian belajar yang tinggi.